BELAJAR MENJADI MUSLIMAH DI ATAS SUNNAH

www.hijrahmuslimahsejati.blogspot.com

Selasa, 29 Maret 2016

IDOLA ISTIMEWA YANG TERLUPA💦




Kegandrungan generasi zaman ini dengan idola-idola kafir, fasik, dan munafik semakin menggila. Ada yang nge-fans berat dengan artis dan penyanyi hingga baju, celana, gaya rambut bahkan sampai gaya hidup meniru-niru artis idolanya. Ada juga yang gandrung dengan atlet bola sehingga kamar tidur, buku, kaos, dan motor mereka penuh dengan gambar dan stiker club idola. Bukan sekedar itu, obrolan, bacaan, dan tontonan mereka berkisar tentang idola mereka. Tidak segan-segan pula begadang dan merogoh kocek untuk menyaksikan idola mereka tampil di TV atau di stadion.

Bukan hanya dalam dunia olahraga dan entartaiment. Dalam dunia akademik pun kegandrungan para akedemisi terhadap tokoh kafir juga terlihat parah. Ada yang gandrung dengan Aristoteles, Plato, Socrates, Einstein atau tokoh kafir lainnya. Mereka membanggakan dan tidak henti-hentinya menukil perkataan mereka dalam berbagai karya ilmiah.
Fakta lain yang aneh dalam masalah ini yaitu banyak orang yang mengidolakan tokoh-tokoh fiktif. Sebutlah saja Superman, Super Boy, Batman atau tokoh-tokoh pewayangan seperti Pandawa Lima dan sebagainya. Persoalannya, bagaimana seseorang bisa mencontoh mereka sementara tokoh tersebut hanyalah fiktif belaka? Tentu idola-idola fiktif tersebut muncul karena mereka kehilangan tokoh idola. Saking bingungnya mencari idola, akhirnya mereka berhayal dengan hadirnya tokoh-tokoh fiktif yang tak pernah ada dalam kehidupan ini. Miskin sekali mereka.
Krisis Idola dan Penyebabnya.
Ada banyak sekali faktor penyebab krisis idola dalam umat Islam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Tasyabbuh bil kuffar (meniru-niru orang kafir).
Meniru- orang-orang kafir merupakan sebab utama krisis idola pada umat Islam. Tasyabbuh terhadap orang kafir juga termasuk perkara yang diharamkan di dalam Islam. Nabi bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (HR.Abu Dawud dan Ahmad)
Berkaitan dengan hadits yang mulia tersebut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitab Iqtidho’ Shirothol Mustaqim:
التَّشَبُّهُ فِيْ الظَّاهِرِ يُوْجِبُ الَمحَبَّةَ فِيْ البَاطِنِ
“Penyerupaan dalam hal/sikap lahiriah mewajibkan kecintaan di dalam batin”
Jadi jika yang diidolai adalah orang-orang kafir atau pendosa, maka iapun akan meniru tingkah polah mereka yang menyeret kepada neraka.
2. aI-I’jab bil kuffar (kagum terhadap orang kafir).
aI’jab atau kagum dengan orang kafir merupakan sebab seseorang mengidolai tokoh kafir. Kekaguman ini bisa muncul karena silap dengan kecerdasan, kekuatan, kekayaan, kecantikan bahkan suaranya. Ketakjuban seperti ini juga menuntun seseorang untuk meniru perilaku sang idola. Bahkan, ia rela menyebarkan apa saja yang datang dari tokoh tersebut.
Rasa kagum kepada orang kafir ini tidak muncul kecuali dari orang yang lemah imannya. Begitu juga lahir dari orang yang tidak faham tabiat permusuhan mereka terhadap Islam. Alloh menjelaskan bahwa penampilan lahiriah orang munafik atau orang kafir seringkali menyilaukan orang beriman. Alloh berfirman,“Apabila kalian melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. jika mereka berkata kalian mendengarkan perkataan mereka. Mereka aseakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al Munafiqun[63]:4)
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya:
كَانُوْا أَشْكَالًا حَسَنَةً وَ ذَوِيْ فَصَاحَةٍ وَأَلْسِنَةٍ، إِذَا سَمِعَهُمْ السَّامِعُ يُصْغِيْ إِلَى قَوْلِهِمْ لِبَلَاغَتِهِمْ، وَهُمْ مَعَ ذَلِكَ فِيْ غَايَةِ الضَّعْفِ وَالخُوْرِ وَالْهَلَعِ وَالْجَزَعِ وَالْجُبْنِ.
“Mereka memiliki postur tubuh yang baik sekaligus mempunyai kemampuan berbicara yang fasih dan bagus. Ketika mereka berbicara, maka perkataan mereka menarik perhatian karena kefasihan lisan mereka. Namun demikian, di balik kelebihan itu mereka berada di puncak kelemahan, kerendahan, kegelisahan, kerisauan, dan kepenakutan ”
Alloh mengumpamakan orang munafik seperti kayu yang tersandar, maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang buruk meskipun tubuh mereka bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi Sebenarnya otak mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran. Jadi, jangan takjub apalagi sampai mengidolakan mereka.
3. Al jahlu bid din (bodoh dalam perkara agama).
Pangkal dari perbuatan dosa adalah kejahilan terhadap agama. Banyaknya umat Islam yang mengidolakan orang-orang kafir, munafik, dan fasik tidak lain karena menyebarnya kebodohan masalah agama.
Oleh karena itu, Islam mewajibkan kepada seluruh umatnya menuntut ilmu dan menyebarkannya (berdakwah). Hal tersebut dalam rangka mengentaskan umat Islam dari kejahilan. Kejahilan yang dibiarkan akan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Bahkan, jika kejahilan merajalela maka hal ini merupakan awal kehancuran umat Islam.
4. Buta dengan keagungan para tokoh Islam.
Banyak kaum muslimin sendiri yang buta terhadap tokoh-tokoh besar Islam. Padahal, jika umat Islam mengenal para tokoh Islam, tentu mereka akan terhindar dari mengidolakan tokoh-tokoh kafir. Karena lemahnya minat membaca dan menelaah serta santernya hegemoni media kafir yang meng-ekspose tokoh kafir, akhirnya banyak kaum muslimin buta terhadap tokoh Islam yang jauh lebih hebat dari mereka.
Coba renungkanlah sejenak, jika tokoh Islam sekelas sahabat nabi yang merupakan generasi terbaik saja masih sangat banyak kaum muslimin yang tidak mengenalnya, lantas bagaimana dengan tokoh setelah mereka? Jujur saja, berapa jumlah sahabat yang kita kenal? Berapa yang kita jadikan teladan dan idola dalam hidup kita? Mohon maaf, jika kenal saja tidak, lalu bagaimana kita bisa sayang bahkan mengidolakan mereka?
5. Lemah iman.
Mengidolakan orang kafir, fasik, fajir, dan munafik merupakan tanda lemahnya iman. Tidak mungkin orang yang imannya kuat cenderung atau bahkan mengidolakan orang-orang yang menentang Alloh dan rosul-Nya. Alloh berfirman, “Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka Itulah orang-orang yang telah tertanamkeimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya.Mereka dimasukan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Alloh ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadap limpahan rahmat-Nya. Mereka itulah golongan Alloh. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbulloh itu adalah golongan yang beruntung. (QS. Al-Mujadilah [58]:22).
6. Hegemoni media
Peran media dalam mencitrakan idola sangatlah besar. Mereka sengaja memunculkan tokoh-tokoh yang controversial agar dijadikan idola. Seperti tokoh liberal, sekuler, Syiah atau bahkan artis pornografi. Tujuannya untuk mengalihkan figur umat Islam sekaligus melenakan kaum muslimin dari tokoh besar mereka. Tidak dipungkiri bahwa media merupakan senjata perang modern yang sangat ampuh. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan media orang-orang kafir dan munafik.
IDOLA ISTIMEWA YANG TERLUPA
Banyak orang muslim yang lupa bahwa Islam memiliki idola yang istimewa. Dialah Nabi Muhammad yang sosoknya dipuji di dalam kitab mulia. Dia bukan sosok yang fiktif, namun idola yang realistis, teladan, visioner, dan istiqomah. Beliau juga bukan hanya seorang nabi, namun juga pemimpin negara yang adil, politikus hebat, ekonom handal, dai tangguh, mujahid militan, guru teladan, suami idaman, sahabat sejati, orang tua super, hakim yang adil, tetangga yang bijak, dan segudang prestasi lainnya. Jadi, sangat relevan mengidolai nabi dalam kehidupan ini.
Pertanyaannya, kurang apalagi dari sosok beliau sehingga kita memilih tokoh lain? Pembaca yang budiman, Alloh melarang kita cenderung bahkan mengidolakan orang-orang kafir atau fajir. Alloh berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Dan janganlah kalian cenderungkepada orang-orang yang zholim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka, dan sekali-kali kalian tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, Kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan.” (QS. Hud [113])
Jika sekedar ridho dan cenderung dengan mereka saja kita dilarang, bahkan diancam dengan sentuhan api neraka. Lantas bagaimana dengan menjadikan mereka sebagai idola yang dipuja-puja dan dibangggakan? Tentu hal ini akan menyeret kita kepada api neraka. Wa ‘iyadzubillah

0 komentar:

Posting Komentar