Hari ini hampir setiap sudut perkantoran, mall, pasar, bank, bahkan perumahan dipasang Closed Circuit Television(CCTV) atau kamera tersembunyi. Mereka memasang piranti tersebut tentu bukan sekedar basa-basi tanpa alasan. Di antara alasan terkuat yang melatarbelakangi perbuatan itu adalah banyaknya tindak kriminal di tempat-tempat umum yang semakin hari semakin masif. Selain itu, juga untuk mempermudah pengawasan terhadap karyawan, customer, tamu, ataupun publik yang beraktivitas di lingkungan tersebut.
Begitulah pentingnya pengawasan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa pengawasan, manusia akan bertindak brutal tanpa aturan. Sudah dipasang CCTV saja masih banyak tindakan kriminal di tempat umum, apalagi tidak dipasang. Bukankah di terminal dan stasiun kasus penjambretan, penodongan, pemalakan, dan pencopetan sering terjadi? Bahkan, di dalam kereta yang padat berdesakan seperti kereta Jakarta-Bogor, banyak orang yang memanfaatkannya untuk bersenggolan dan melakukan sesuatu yang haram dan tidak pantas. Allohul Musta’an, sungguh keterlaluan.
Pembaca yang budiman… Ironis sekali memang perbuatan mereka yang tidak merasa diawasi oleh Alloh . Jadi, jika mereka sudah tidak takut lagi dengan pengawasan Alloh , maka sudah pasti mereka tidak takut pada pengawasan manusia.
Ketika Pendosa Merasa Gembira
Sikap muroqobatulloh atau merasa di awasi Alloh terlihat mulai menipis di zaman ini. Hal tersebut bisa kita saksikan sendiri dari tingkah polah golongan berikut ini. Inilah tipologi manusia yang gembira dan berbangga dengan perbuatan dosa karena merasa tidak diawasi Alloh .
1.Mujahirun
Mujahirun adalah manusia yang terang-terangan dan bangga mengumbar dosanya. Sebuah fenomena yang sangat menggemparkan dunia pendidikan negeri ini tatkala banyak mahasiswa yang notabenenya dari kampus Islam menyeruakkan statemenaneh dan kontroversial. Mereka katakan ‘Selamat Datang di Area Bebas Tuhan, Tuhan Telah Membusuk, Tuhan telah Mati ’ danstatemen sejenisnya. Mereka terang-terangan memasang spanduk itu di tempat-tempat umum bahkan di komunitas muslim.
Tidak kalah menarik dari dunia pendidikan adalah dunia pertelevisian. Tidak terhitung acara mungkar yang ditayangkan dan ditonton jutaan orang jadi hiburan. Lawakan-lawakan agama mulai digemari dan menjadi acara yang diminati. Film, video clip dan musik picisan yang berbau porno ditayangkan setiap hari. Akhirnya adegan peluk cium lawan jenis di tempat-tempat umum bukan lagi budaya tabu. Tempat-tempat prostitusi di berbagai daerah hampir-hampir tak pernah sepi dari pelanggan. Belum lagi foto dan video porno anak-anak sekolah berserakan di dunia maya yang menjadikan realitas kita semakin carut-marut. Itulah tingkah polah para mujahirunyang bangga menceritakan dosanya. Hati-hatilah wahai saudaraku karena Nabi bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
“Setiap
umatku dimaafkan kecuali mereka yang
terang-terangan berbuat dosa. Sesungguhnya termasuk bagian dari terang-terangan berbuat dosa
yaitu seseorang bermaksiat di malam hari, kemudian ia berada
dipagi hari dan Alloh telah menutupi aibnya, akan tetapi justru berkata, ‘Wahai saudaraku, aku
semalam berbuat dosa ini dan itu.’ Padahal ia tidur dan Alloh menutup aibnya, namun justru
ia singkap
sendiri penutup Alloh terhadapnya.” (HR. Bukhori)
Mereka tidak sadar bahwa Alloh Maha Melihat dan Maha Mengetahui semua
itu. Memang terkadang Alloh menunda siksa, akan tetapi Dia tidak akan
pernah lupa dengan dosa hamba-Nya. Bukankah Alloh berfirman.“Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan Mengawasi kalian.” (QS. an–Nisa’ [4]:1)
2.Muthoffifun
Muthoffifun adalah mereka yang mengurangi takaran dan timbangan dari yang semestinya. Inilah dosa klasik yang zaman ini membudaya. Dosa inilah yang menjadikan kaum Nabi Syuaib diazab oleh Alloh . Namun sering kali karena tergiur dunia banyak orang lupa bahwa Alloh selalu mengawasinya.
Dalam menimbang misalnya, berat yang seharusnya satu kilogram dikurangi 0,1 kg sehingga menjadi 0,9 kg. Mereka sengaja mengganjal atau menyetelnya timbangannya dengan tidak akurat. Contoh lain yaitu proyek perbaikan jalan yang seharusnya setebal 10 cm namun ditilep 1 cm hingga menjadi 9 cm saja. Madu yang seharusnya dijual murni namun seringkali dicampur gula demi keuntungan duniawi.
Alangkah hebatnya kisah seorang gadis bertakwa di zaman Umar bin Khottob . Suatu hari Umar sedang blusukan melihat kondisi rakyatnya. Dalam kelelahan yang merajam, menyandarlah ia di sebuah dinding rumah penjual susu. Di saat hening itu terdengar dialog antara orang tua dengan anak perempuannya. ‘Nak, campurlah susu itu dengan air! Tenang saja, sesungguhnya Umar tidak mengetahuinya!” Anak perempuan itu justru menimpali,’ Walaupun Umar tidak tahu, namun Robb Umar mengetahuinya!” Sontak perkataan sederhana dan lugu itu menggetarkan hati sang kholifah. Ia bergegas menuju rumah dan memerintahkan anaknya segera meminang gadis solihah itu. Begitulah perkataan tatkala disinari cahayamuroqobatulloh. Meski lugas dan lugu, namun mampu menembus dalamnya kalbu.
Dalam lingkup yang lebih luas, dosa–dosa sejenis mengurangi takaran dan timbangan sangat banyak. Seperti seenaknya memanipulasi laporan keuangan, mengubah nominal transaksi dalam faktur dan invoice, mengurangi dana bantuan yang seharusnya diberikan kepada fakir miskin, dan lain-lain. Semua itu bermuara dari tipisnyamuroqobatulloh.
3.Mustahziun
Inilah golongan para pencela. Mereka mencela apa saja yang disyariatkan Alloh dan para pembawanya. Jenggot, jilbab, cadar, celana ngatung, poligami, haramnya ikhtilat, dan musik serta syariat lainnya. Dengan beragam cara seperti lawakan, parodi, dan film dibuat untuk menghina Islam. Mereka juga menggelari kaum muslimin dengan gelar-gelar tidak pantas seperti; ekstremis, fundamentalis, konservatif, teroris, dan lain-lain. Sayangnya mereka tidak merasa bahwa Alloh selalu mengawasi mereka. Malaikat pun sigap mencatat ejekan mereka. Bahkan, di akhirat mulut sumbang mereka akan terkunci mati mendengar tubuh mereka bersaksi di hadapan Ilahi. Alloh berfirman:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin[36]:65)
Itulah beberapa tipologi manusia yang gembira ketika berbuat dosa. Bahkan, mereka bangga dengan dosanya karena merasa bahwa Alloh tidak mengawasi mereka.
Hati Lupa, Diri Terlena
Saudaraku yang dirahmati Alloh … Seringkali manusia takut berbuat dosa karena dilihat manusia atau dipantau CCTV. Banyak pejabat korupsi bukan takut kepada Alloh namun takut karena di-audit BPK dan diciduk KPK. Fenomena ini sungguh banyak terjadi saat ini. Maha suci Alloh yang berfirman:
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Alloh.” (QS.An Nisa’ [4]:108)
Mereka lebih takut kepada manusia daripada takut kepada Alloh . Hal itu disebabkan karena keimanan yang lemah dan hilangnyamuroqobatulloh atas dirinya. Selain mereka, ada juga golongan yang hanya merasa diawasi ketika bersama orang lain. Sebaliknya tatkala sendirian, dengan asyiknya perbuatan dosa mereka terjang. Tidak ada sedikitpun upaya untuk mengekang hawa nafsunya. Padahal Nabi bersabda:
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا.
“Sungguh
aku akan kabarkan kepada kalian tentang kaum dari umatku yang datang di hari kiamat dengan kebaikan
banyak seperti gunung Tihamah yang putih, maka Alloh jadikan kebaikan tersebut seperti
debu yang
beterbangan. Tsauban berkata, ‘Ya Rosululloh ,, sifati dan terangkan kondisi mereka
kepada kami sehingga kami tidak termasuk bagian dari mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.
Nabi bersabda, ‘Mereka adalah saudara kalian dan dari kulit kalian, beribadah di waktu malam sebagaimana kalian
beribadah, akan tetapi mereka adalah kaum yang ketika sendirian dengan perbuatan dosa, maka mereka
menerjangnya.” (HR. Ibnu Majah)
Sungguh ruginya pemilik hati yang lupa dan diri yang terlena di dalam dosa.
Oleh karena itu, mari terus kuatkan rasa muroqobah kita. Jangan
bersikap pongah karena Alloh tak pernah lengah. Jangan berpura-pura lupa
karena Alloh senantiasa mengawasi kita. Bahkan, jangan sampai diri
kita terlena karena pasti akan mempertanggungjawabkannya. Tidak ada keraguan
tentang itu semua. Percayalah…Wallahu’alam bishawab...====================
0 komentar:
Posting Komentar