بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ
يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ
ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah, tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang,
tidak pula karena kelahirannya, maka jika kalian melihat gerhana,
berdoalah kepada Allah, bertakbir, sholat dan bersedekah.” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
➡ Dalam hadits yang mulia ini Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam mengaitkan antara
memperbanyak doa, takbir, sholat dan
sedekah dengan “melihat” gerhana. Maka penduduk suatu daerah yang
melihat kejadiannya, disyari’atkan bagi mereka untuk melakukan
amalan-amalan tersebut. Adapun yang tidak melihatnya secara langsung
(yaitu penduduk suatu daerah tidak melihat gerhana, walau di daerah lain
terlihat), apakah karena terhalang mendung atau sebab yang lainnya,
maka tidak disyari’atkan bagi mereka untuk melakukan itu hanya
berdasarkan berita-berita media atau informasi dari ahli astronomi.
➡ Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
أما أخبار الحسابيين عن أوقات الكسوف فلا يعول عليها , وقد
صرح بذلك جماعة من أهل العلم , منهم: شيخ الإسلام ابن تيمية وتلميذه
العلامة ابن القيم رحمة الله عليهما ; لأنهم يخطئون في بعض الأحيان في
حسابهم , فلا يجوز التعويل عليهم , ولا يشرع لأحد أن يصلي صلاة الكسوف بناء
على قولهم , وإنما تشرع صلاة الكسوف عند وقوعه ومشاهدته
فينبغي لوزارات الإعلام منع نشر أخبار أصحاب الحساب عن أوقات
الكسوف حتى لا يغتر بأخبارهم بعض الناس ; ولأن نشر أخبارهم قد يخفف وقع أمر
الكسوف في قلوب الناس , والله سبحانه وتعالى إنما قدره لتخويف الناس
وتذكيرهم ; ليذكروه ويتقوه ويدعوه ويحسنوا إلى عباده، والله ولي التوفيق
“Adapun berita-berita ahli astronomi tentang waktu-waktu gerhana maka
tidak boleh dijadikan sandaran untuk melakukan sholat gerhana, dan hal
tersebut telah ditegaskan oleh banyak ulama, diantaranya Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah dan murid beliau Al-‘Allamah Ibnul qoyyim rahmatullaahi
‘alaihima, karena para ahli astronomi tersebut kadang salah dan kadang
benar dalam hisab mereka, maka tidak boleh bersandar kepada mereka, dan
tidak disunnahkan bagi seorang pun untuk melakukan sholat gerhana dengan
bersandarkan kepada pendapat mereka, hanyalah sholat gerhana itu
disyari’atkan ketika telah benar-benar terjadi dan disaksikan secara
langsung.
Maka sepatutnya bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika melarang
para ahli astronomi untuk mengabarkan waktu-waktu terjadinya gerhana,
agar sebagian orang tidak tertipu dengan berita-berita mereka (yang
kadang salah dan kadang benar), dan karena adanya penyebaran berita
tersebut dapat mengurangi dahsyatnya pengaruh gerhana di hati-hati
manusia, padahal Allah ta’ala menetapkannya untuk mempertakuti manusia
dan mengingatkan mereka, agar mereka berdzikir kepada-Nya, bertakwa
kepada-Nya, berdoa kepada-Nya dan berbuat baik kepada
hamba-hamba-Nya. Wallaahu Waliyyuttaufiq.” [Majmu’ Al-Fatawa, 13/36]
➡ Asy-Syaikhul Faqih Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
الأولى فيما أرى عدم الإخبار، لأن إتيان الكسوف بغتة أشد
وقعاً في النفوس، ولهذا نجد أن الناس لما علموا الأسباب الحسية للكسوف،
وعلموا به قبل وقوعه، ضعف أمره في قلوب الناس، ولهذا كان الناس قبل العلم
بهذه الأمور، إذا حصل كسوف خافوا خوفاً شديداً، وبكوا وانطلقوا إلى المساجد
خائفين وجلين، والله المستعان
“Lebih baik menurutku tidak mengabarkan berita akan terjadinya gerhana,
karena datangnya gerhana secara tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya
lebih dahsyat pengaruhnya bagi jiwa, oleh karena itu kita dapati bahwa
manusia apabila telah mengetahui sebab-sebab inderawi akan munculnya
gerhana, dan mereka mengetahuinya sebelum terjadi, maka melemah
pengaruhnya di dalam hati-hati manusia, dan sebaliknya, apabila manusia
belum mengetahui akan terjadinya, ketika terjadi maka mereka akan sangat
takut, menangis dan bersegera menuju masjid-masjid dalam keadaan takut
dan gemetar. Wallaahul Musta’an.” [Majmu’ Al-Fatawa war Rosaail: 5931]
➡ Asy-Syaik Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah juga berkata,
لا يجوز أن يصلي اعتماداً على ما ينشر في الجرائد، أو يذكر
بعض الفلكيين، إذا كانت السماء غيماً ولم ير الكسوف؛ لأن النبي صلى الله
عليه وسلم علق الحكم بالرؤية، فقال عليه الصلاة والسلام: «فإذا رأيتموهما
فافزعوا إلى الصلاة»، ومن الجائز أن الله تعالى يخفي هذا الكسوف عن قوم دون
آخرين لحكمة يريدها
“Tidak boleh melakukan sholat gerhana hanya berdasarkan pada berita
yang tersebar di koran-koran atau pengabaran ahli falak (tanpa melihat
langsung), apabila langit mendung dan gerhana tidak terlihat, karena
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengaitkan hukum (sholat) dengan
melihat (gerhana), beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Maka
apabila kalian melihat gerhana bersegeralah untuk sholat.” Dan bisa jadi
Allah ta’ala tidak menampakkan gerhana ini bagi suatu kaum sedang yang
lainnya dapat melihatnya, karena suatu hikmah yang Allah
inginkan.” [Majmu’ Al-Fatawa war Rosaail: 3041]
Tanya: Afwan masjid kami ada di basement 2, kalau hanya salah seorang
dari kami yg melihat kemudian mengabarkan kepada jamaah yang lainnya
untuk sholat gerhana, bolehkah seperti itu Ustadz? Syukron jazakallahu
khoir.
Jawab: Wajazaakumullaahu khayron. Apabila yang menyampaikannya adalah
orang yang terpercaya, bukan hanya perkiraan seperti di media-media, dan
memang ia melihat di daerah tersebut bukan di daerah lain, maka tidak
apa-apa insya Allah ta’ala untuk melakukan sholat berdasarkan beritanya,
tidak ada keharusan untuk pergi keluar gedung untuk melihat langsung.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
0 komentar:
Posting Komentar