Dalam
kehidupan ini, tak dipungkiri lagi bahwa ada diantara kita yang telah
dikaruniai oleh Allah subhanahu wa ta'ala kedudukan terhormat dan
jabatan yang terpandang; menjadi seorang pemimpin negara, kota, kantor,
yayasan, lembaga, sekolah, desa, rumahtangga, atau dsb.
Oleh
karena itu, sebagai orang yang telah dikaruniai kepemimpinan hendaknya
kita berhati-hati dalam membuat peraturan yang akan kita terapkan
terhadap mereka yang ada di bawah kita, atau mereka yang menjadi
tanggungjawab kita, baik kepemimpinan itu berskala kecil, terlebih lagi
jika berskala besar.
Buatlah aturan-aturan yang tidak hanya sekedar condong untuk meraih
manfa'at dan maslahat duniawi yang bersifat sementara saja, tapi buatlah
aturan-aturan yang juga memberikan dampak positif bagi kehidupan
ukhrowi yang mana hal itu adalah bersifat abadiah. Manfa'at dan maslahat
duniawi menjadi berkah dan menjadi wasilah guna meraih kemuliaan
ukhrowi.
Perhatikanlah
bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala mengabadikan pengaduan orang-orang
kalangan bawah, yang mana mereka merasa telah bersalah oleh karena
menta'ati pemimpin-pemimpin yang seringkali salah dalam membuat
kebijakan dan aturan, berbuat zhalim dan kesewenangan sendiri, jauh dari
norma-norma agama.
"Pada hari dimana wajah-wajah mereka disungkurkan ke dalam api neraka,
seraya berkata, 'aduhai sekiranya dahulu kami menta'ati Allah dan
rasul-Nya'. Dan mereka berkata, 'ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah
menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar), ya Rabb kami, berilah kepada
mereka azab dua kali lipat, dan kutuklah mereka dengan kutukan yang
besar." (Al-Ahzab: 66-68)
Dan Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan
dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah
pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah
pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas mereka
yang dipimpin.”(Muttafaqun alaihi)
Jika kita adalah seorang pemimpin, maka berkatalah seperti Abu Bakar Ash Shiddiq radiyallahu 'anhu kepada rakyatnya,
"Wahai kaum muslimin, ta'atlah kepadaku selagi aku dalam kebenaran, mengajak kalian untuk ta'at kepada Allah dan rasul-Nya, namun jika aku menyeleweng, maka janganlah kalian menta'atiku, tapi tegurlah aku dan luruskanlah."
Maka jadilah pemimpin idaman bagi orang-orang yang menjadi tanggungjawab atas kita. Tidak hanya sekedar membuat kebijakan dan aturan semata, tetapi juga bagaimana supaya di dalam kebijakan dan aturan yang kita buat terbangun rasa saling cinta dan rasa saling kasihsayang yang mana keduanya akan menjadi modal penting dalam perihal ta'awun 'alal birri wat taqwa (bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala), sehingga kelak di akhirat, mereka tidak menjadi penghujat kita di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana ayat diatas, tetapi justru mereka akan menjadi kemuliaan bagi kita, lantaran cinta dan kasihsayang yang saling terjalin satu sama lain.
"Wahai kaum muslimin, ta'atlah kepadaku selagi aku dalam kebenaran, mengajak kalian untuk ta'at kepada Allah dan rasul-Nya, namun jika aku menyeleweng, maka janganlah kalian menta'atiku, tapi tegurlah aku dan luruskanlah."
Maka jadilah pemimpin idaman bagi orang-orang yang menjadi tanggungjawab atas kita. Tidak hanya sekedar membuat kebijakan dan aturan semata, tetapi juga bagaimana supaya di dalam kebijakan dan aturan yang kita buat terbangun rasa saling cinta dan rasa saling kasihsayang yang mana keduanya akan menjadi modal penting dalam perihal ta'awun 'alal birri wat taqwa (bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala), sehingga kelak di akhirat, mereka tidak menjadi penghujat kita di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana ayat diatas, tetapi justru mereka akan menjadi kemuliaan bagi kita, lantaran cinta dan kasihsayang yang saling terjalin satu sama lain.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah ta'ala kelak pada hari kiamat berkata,
'dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada
hari ini, aku akan menaungi mereka di dalam naungan-Ku, yang mana hari
ini tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Ku saja." (HR. Muslim)
Dan dalam riwayat yang lain,
"Orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku,
maka bagi mereka adalah mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, yang
mana para nabi dan syuhada akan merasa iri kepada mereka." (HR. At
Tirmidzi)
Subhanallah walhamdulillah allahu akbar.
===============
Mawadah Center Lembaga Konsultasi Keluarga Sakinah dan Syariat Islam
layanan konsultasi (GRATIS)
via WhatsApp atau Telegram ke nomor 081915327292 / 081297777864
Join chanel kami di telegram @mawaddahcenter
0 komentar:
Posting Komentar